Perilaku Masyarakat Dalam Perubahan Sosial Budaya Di Era Global

Globalisasi merupakan sebuah proses perjalanan hidup manusia yang tidak dapat kita hindari. Apabila kita mampu menyikapi globalisasi secara positif, ia akan menjadi ”berkah”.

Jika kita tidak mampu menyikapi globalisasi secara positif dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya, globalisasi menjadi ancaman bahkan kutukan. Proses globalisasi selalu terbuka untuk diarahkan.

Hal yang harus kita tanamkan sejak dini mengenai cara kita ”membentuk” globalisasi ini sehingga mampu lebih manusiawi.

Perilaku Masyarakat pada Era Global

Manusia hidup dalam komunitas dunia. Oleh karena itu, ia juga merupakan warga dunia yang harus dapat menyesuaikan perkembangan dunia pula. Perkembangan dunia era global berdampak pula pada perubahan sosial budaya masyarakat.

Perubahan-perubahan tersebut berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat yang ada di dalamnya. Secara umum, perilaku masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial budaya era globalisasi dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Perilaku Masyarakat yang Bersifat Positif

1) Melakukan Percampuran Budaya

Saat ini budaya Barat sangat mendominasi media massa. Oleh karena itu, masyarakat dunia terbiasa melihat, mendengar, dan akhirnya menirukan sikap hidup Barat. Meskipun demikian, setiap masyarakat tentu memiliki kebudayaan sendiri-sendiri.

Kebudayaan dalam suatu masyarakat itu telah berkembang jauh sebelum masuknya budaya Barat. Oleh karena itu, dalam perkembangan selanjutnya terjadilah proses reproduksi budaya global dengan cita rasa lokal. Dengan kata lain, pada saat ini terjadi proses perpaduan budaya Barat dengan budaya lokal.

Apakah di kotamu ada restoran cepat saji seperti MC Donald’s, KFC, Pizza Hut, Hoka-Hoka Bento, dan Dunkin Donuts? Pernahkah kamu mengunjungi restoran cepat saji itu?

Ternyata restoran-restoran tersebut mudah diterima masyarakat Indonesia karena rasa yang ditawarkan sudah disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia. Di negara aslinya, belum tentu rasa makanan-makanan tersebut sesuai dengan lidah Indonesia.

Dalam perkembangannya, banyak restoran cepat saji yang menyajikan makanan asing seperti burger atau piza mendorong munculnya burger-burger lokal atau piza-piza lokal dengan cita rasa yang sesuai dengan cita rasa lokal pula.

2) Masyarakat Berpikir Lebih Rasional dan Logis

Pada era global, masyarakat mulai berpikir lebih rasional dan logis. Artinya, dalam bersikap atau mengambil keputusan selalu menggunakan akal sehat. Segala sesuatu yang berbau mistik dan takhayul mulai ditinggalkan.

Misalnya, tradisi memberikan sesajen di tempat yang dianggap keramat dan menentukan jodoh berdasarkan hari lahir atau peruntungan. Perubahan perilaku ini terutama terlihat di masyarakat perkotaan.

3) Lebih Menghargai Waktu dan Prestasi

Ketatnya persaingan pada era global menjadikan masyarakat semakin menghargai waktu dan prestasi. Waktu, terutama waktu kerja harus digunakan sebaik-baiknya sehingga produktivitasnya tinggi. Sikap menghargai waktu dan prestasi merupakan budaya global yang bersifat positif dan patut ditiru.

4) Masyarakat Lebih Tanggap terhadap Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi yang pesat merupakan salah satu ciri era global. Masyarakat pun semakin tanggap terhadap perkembangan teknologi. Contohnya, masyarakat memanfaatkan teknologi internet untuk mencari dan menyebarluaskan informasi.

b. Perilaku Masyarakat yang Bersifat Negatif

Perilaku Masyarakat Dalam Perubahan Sosial Budaya Di Era Global
Perilaku Negatif

1) Perilaku Konsumerisme

Produk-produk terbaru baik di bidang teknologi, kosmetik, makanan, dan pakaian yang dipromosikan melalui media massa turut membentuk gaya hidup konsumerisme.

Produk-produk asing tersebut sesungguhnya adalah gambaran gaya hidup metropolitan.

Media massa berpengaruh besar terhadap sikap konsumerisme masyarakat pada era global. Masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki hasrat konsumerisme merasa tertuntut mengikuti trentren terbaru yang ditawarkan melalui media massa.

2) Mengabaikan Nilai-Nilai Kebersamaan

Berbagai tuntutan dalam globalisasi menuntut masyarakat untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri. Memang tuntutan globalisasi berat, kita harus mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang.

Kita terpaksa harus bekerja keras menyejajarkan diri dengan negara-negara maju lain. Hal tersebut memang tidak dapat disalahkan, tetapi masyarakat kita menjadi menomorduakan rasa kebersamaan.

Rasa kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya Timur yang terlihat dalam budaya gotong royong, tolong-menolong, dan lain-lain lambat laun berubah, berganti menjadi rasa individualistis dan egoistis.

Rasa mementingkan diri sendiri demikian kuat hingga memudarkan rasa kebersamaan yang menjadi salah satu ciri khas budaya bangsa Indonesia.

Perilaku individualisme ini sekarang tidak hanya melanda masyarakat kota. Masyarakat desa yang dahulu kental dengan suasana kebersamaan pun juga mulai berubah.

3) Bersifat Materialistis

Budaya globalisasi cenderung memandang tinggi nilai suatu benda. Hal ini pada akhirnya akan memunculkan budaya materialistis. Setiap orang berusaha mengejar materi sebanyakbanyaknya.

Segala sesuatu dinilai dengan materi ataupun uang. Seseorang yang berhasil dalam kehidupannya pada era global adalah orang yang berhasil mengumpulkan materi sebanyak mungkin.