Proses Terbentuknya Benua di Muka Bumi

Secara garis besar artikel ini membahas tentang proses pembentukan benua, proses terbentuknya bumi, teori pembentukan benua, teori pembentukan bumi, pembentukan benua dan proses terjadinya benua.

Benua dan samudra yang ada di Bumi sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia melangsungkan hidupnya di daratan atau benua. Sumber daya laut dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia.

Secara sederhana, wilayah daratan yang luas disebut benua dan badan air yang luas disebut samudra. Hampir 75% permukaan Bumi terdiri atas samudra.

Di Bumi terdapat tujuh benua dan lima samudra. Ketujuh benua itu adalah Benua Asia, Australia, Eropa, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Antartika. Lima samudra itu adalah Samudra Atlantik, Pasifik, Hindia, Arktik, dan Samudra Selatan.

Benua dan samudra tersebut terbentuk melalui proses yang lama. Benua dan samudra yang tampak sekarang telah mengalami perubahan bentuk selama jutaan tahun.

Proses Pembentukan Benua

Bumi merupakan planet yang dinamis karena terus mengalami perubahan, baik di permukaan maupun di dalamnya. Permukaan Bumi dibentuk oleh lapisan batuan keras yang disebut litosfer. Lapisan terluar Bumi ini terdiri atas banyak lempeng yang terapung di atas lapisan magma.

Teori terbentuknya benua

Kekuatan yang berasal dari dalam Bumi mampu menggerakkan lempenglempeng litosfer. Benua-benua menjadi bagian dari lempeng dan ikut terbawa gerakan lempeng. Apakah kamu merasakan gerakan ini?

Tentu tidak. Gerakan lempeng sangat lambat, tetapi pasti. Gejala gempa tektonik merupakan salah satu indikasi adanya gerakan lempeng.

Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan geofisika dari Jerman, pada tahun 1915 mengemukakan teori tentang hanyutan benua (continental drift). Teori ini ditulis dalam bukunya yang berjudul The Origin of Continent and Oceans atau Asal Mula Benua dan Samudra.

Teori Pergeseran Benua

Proses Terbentuknya Benua di Muka Bumi
Proses terbentuknya benua

Wegener berpendapat bahwa dahulu di Bumi ini hanya ada satu superbenua yang disebut dengan Pangaea. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Pangaea mulai pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Benua-benua ini hanyut dan berpindah perlahan-lahan. Pecahan benua-benua ada yang saling terpisah dan tergabung.

Teori hanyutan benua dari Alfred Wegener tidak serta-merta diterima oleh para ahli geologi. Baru pada tahun 1960 para ahli geologi mulai memahami gerakan lempeng-lempeng tektonik dan dapat menerima teori tersebut.

Bahkan, mereka kini yakin bahwa benua-benua sudah bergerak sebelum pecahnya Pangaea. Proses ini berlanjut dan mungkin kelak benuabenua akan bergabung menjadi satu lagi.