Pengertian Dialog Interaktif dilengkapi dengan Contohnya

Berbeda dengan diskusi, dialog interaktif bersifat lebih santai. Dialog interaktif biasanya ditayangkan di televsi maupun di radio. Dialog merupakan bentuk tanya jawab antara pembawa acara dengan narasumber.

Narasumber dalam dialog interaktif biasanya lebih dari satu. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbagan informasi yang disajikan. Di samping itu banyak media elektronik yang menggelar dialog interkatif.

Pengertian Dialog Interaktif

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, dialog berarti percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya); atau karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih.

Apapun makna interaktif menurut sumber yang sama adalah bersifat saling melakukan aksi; antar-hubungan; saling aktif.

Dialog interkatif adalah dialog yang dilakukan di televisi atau radio atau forom-forum umum yang melibatkan peran pendengar untuk ikut menanggapi atau menanyakan seputar isi pembicaraan dalam dialog itu.

Pendengar atau pemirsa dapat memberi masukan, saran atau usul mengenai topik yangs edang dibahas dalam dialog.

Dengan demikian topik yang dibahas akan semakin tajam dan mendalam. Dialog termasuk dialog interaktif penting untuk diikuti sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan.

Dengan sering mengikuti dialog interaktif kita tidak akan ketinggalan informasi terkini tentang berbagai hal apalagi masalah yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat.

Pengertian Dialog Interaktif dilengkapi dengan Contohnya
Gambar: Contoh Dialog Interaktif

Contoh dialog Interaktif

Wawancara Oman Sukmana dari Tempo Interaktif dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Freddy Numberi di Kantornya, di Jalan Sudirman, Jakarta, seputar masalah Irian Jaya atau Papua.

Bagaimana Anda melihat hasil Kongres Rakyat Papua yang menuntut Papua merdeka itu?


Saya melihat ini semua masih dalam taraf aspirasi, masih dapat dilakukan upaya-upaya melalui dialog. 


Memang, aspirasi ini harus kita waspadai, karena bisa menjadi preseden buruk bagi keutuhan wilayah kita. Saat ini kami sedang berupaya melakukan upaya pendekatan secara persuasif melalui dialog.


Kapan dialog itu dilaksanakan?


Saya belum tahu; mungkin itu kewenangan Menteri Dalam Negeri. Tapi, melihat situasi saat ini tentunya hal itu akan dilakukan secepat mungkin, paling tidak sebelum tanggal 1 Desember, batas waktu yang diberikan oleh Kongres Papua kepada pemerintah, kami sudah mengambil langkah konkret menyelesaikan masalah Papua.


Menurut Anda apa yang melatarbelakangi adanya tuntutan merdeka ini? 


Semua ini terjadi karena kebijakan yang salah dari rezim yang lalu. Misalnya, pembangunan yang tidak menyentuh masyarakat, rakyat merasa diperlakukan tidak adi. 


Pemerintah masa lalu tidak jeli melihat bahwa suatu saat Papua ini bisa bergejolak. Nah, repotnya, hal itu terjadi sekarang, (hingga) kabinet sekarang ini tak ubahnya pemadam kebakaran.


Sebenarnya, apa kebutuhan rakyat Papua sekarang? 


Rakyat Papua itu butuh kesejahteraan; mereka bosan terus-menerus diperlakukan seperti sapi perah. Mereka juga sudah bosan melihat kekerasan militer. Yang mereka butuhkan saat ini adalah kesejahteraan. 


Misalnya, mengupayakan agar SPP untuk SD hingga SMU di Papua dibebaskan. Saya kira tidak banyak anggaran untuk itu, hanya Rp 20 miliar untuk Papua yang telah memberikan sumbangan devisa yang besar bagi bangsa ini.


Juga pengangkatan guru yang saat ini jumlahnya masih kurang, dan memberi kesempatan kepada guru yang sudah ada untuk menjadi pegawai negeri. Lalu, membuka pendidikan kedokteran, karena jumlah dokter di Papua masih kurang.


Dulu, di zaman Bung Karno, dekat setelah Irian kembali ke pangkuan ibu pertiwi, lebih dari 2.000 putra daerah disekolahkan ke luar negeri, meski kondisi bangsa masih sulit, Setelah itu, putra daerah Irian tidak lagi diperhatikan oleh pemerintah. Ini yang membuat mereka sakit hati.


Berapa devisa yang dihasilkan oleh Papua?


Papua itu dalam setahun bisa menghasilkan devisa Rp 10 triliun. Sebenarnya wajar kalau paling tidak 40% atau Rp 4 triliun dari hasil itu dikembalikan kepada Papua untuk kesejahteraan rakyat. 


Sekarang, alokasi dana untuk Papua hanya Rp 1,2 triliun, dan ketika saya menjabat Gubernur dana yang saya peroleh cuma Rp 650 miliar. Dengan dana sebesar itu, praktis, kami tidak dapat membangun.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/

Komentar ditutup.