Pengertian Infiltrasi pada Operasi Militer Pembebasan Irian Barat

Komando Mandala merencanakan operasi pembebasan Irian Barat secara cermat. Operasi militer direncanakan dalam tiga tahap sebagai berikut.

1) Tahap Infiltrasi (Dilaksanakan sampai Akhir Tahun 1962)

Tujuan operasi ini untuk membentuk daerah bebas de facto di Irian Barat. Tahap ini berhasil mendaratkan pasukan TNI dan sukarelawan di berbagai tempat di Irian Barat.

Nama-nama operasi yang dilaksanakan antara lain sebagai berikut.

a) Operasi Banteng di Fak-Fak dan Kaimana.

b) Operasi Serigala di Sorong dan Teminabuan.

c) Operasi Naga di Merauke.

d) Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, dan Merauke.

Perjuangan pembebasan Irian Barat adalah perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Di berbagai tempat dibentuk kesatuan sukarelawan, di kantor-kantor, sekolah-sekolah, dan organisasi-organisasi.

Sebagian sukarelawan tersebut bersama dengan ABRI turut serta dalam operasi infiltrasi. Dalam operasi ini terdapat tokoh wanita yang sangat pemberani sebagai sukarelawati, yaitu Herlina. Oleh karena keberaniannya ia mendapat julukan ”Pending Emas”.

Pengertian Infiltrasi pada Operasi Militer Pembebasan Irian Barat
Pembebasan Irian Barat

Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi pertempuran di Laut Aru. Dalam pertempuran ini kapal RI Motor Torpedo Boat (MTB) Macan Tutul dengan Komandan Yos Sudarso dan Kapten Wiratno ditembak oleh Belanda sehingga tenggelam.

2) Tahap Eksploitasi (Mulai Awal Tahun 1963)

Tujuan tahap ini untuk merebut markas-markas dan menduduki pos-pos militer Belanda di Irian Barat. Pada tahap ini pula, direncanakan serangan terbuka secara besar-besaran.

3) Tahap Konsolidasi (Mulai Awal Tahun 1964)

Tujuan Komando Mandala pada tahap ini untuk meletakkan kekuasaan Republik Indonesia secara mutlak di Irian Barat. Rencana operasi militer ini tidak berjalan sesuai rencana. Tahap eksploitasi dibatalkan. Mengapa?

Salah satu penyebabnya adalah pada tanggal 15 Agustus 1962 Persetujuan New York berhasil ditandatangani oleh pihak Indonesia dan Belanda.