Unsur – Unsur Intrinsik Cerpen Terlengkap

Diantara cara untuk lebih memahami atau menghayati sebuah karya sastra adalah dengan melakukan analisa terhadap unsur-unsur dalamnya (intrinsik) dan unsur-unsur ekstrinsik. Karena unsur – unsur dalam sebuah karya sastra memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.


Pembahasan ini berisi tentang unsur-unsur intrinsik cerpen, contoh unsur intrinsik cerpen, pengertian unsur intrinsik cerpen dan penjelasan unsur intrinsik cerpen.

Pengertian unsur intrinsik cerpen

Unsur intrinsik cerpen adalah unsur – unsur yang terkait langsung dengan karya sastra atau cerita yang dibuat.

Unsur – unsur intrinsik cerpen

Berikut ini akan kami rincikan hal – hal yang termasuk unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra, dalam hal ini contohnya adalah cerpen. Unsur – unsur intrinsik tersebut adalah sebagai berikut;

1. Tema

Untuk mendapatkan tema dalam sebuah karya sastra (cerpen) kita harus membacanya secara menyeluruh (close reading) terlebih dahulu isi cerita.

Pada umumnya tema tersebut akan bersesuaian dengan pesan atau amanat yang diinginkan oleh sang penulis (pengarang). Tema yang menyangkut ide sebuah cerita daru keseluruhan isi cerita yang tersirat dalam cerpen.

Biasana tema dalam cerpen berisi tentang masalah persahabatan, cinta dan kasih, permusuhan, kepatuhan dan lain-lain.

Hal yang paling mendasar adalah bahwa tema berkaitan dengan sikap dan pengamatan pengarang (penulis) terhadap kehidupan yang menyatakan idenya dalam unsur keseluruhan cerita.

Unsur – Unsur Intrinsik Cerpen Terlengkap
Gambar: Unsur intrinsik cerpen

2. Alur atau jalan cerita

Alur terkandung di dalam jalan cerita. Alur merupakan suatu rangkaian perjalanan cerita yang  tidak terlihat. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya alur.

Terkait dengan naik turunnya jalan cerita karena adana sebab dan akibat, dapat dikatakan bahwa alur dan jalan cerita dapal muncul karena adanya konflik.

Konflik dalam sebuah cerita tidak mesti harus berisi pertentangan antara orang per orang. Konflik dapat muncul dalam seorang tokoh dengan dirinya maupun dengan lingkungan di sekelilingnya.

Suatu kejadian baru dapat dikatakan sebagai cerita kalau di dalamnyaq ada perkembangan kejadian dan hal yang menggerakkan kejadian sebuah cerita disebut dengan plot.

Dan suatu kejadian akan dikatakan berkembang jika adanya penyebab terjadinya perkembangan konflik tersebut.

Adapun terjadinya konflik harus ada yang menyebabkannya. Secara sederhana, konflik akan muncul dari mulai pengenalan hingga penyelesaian konflik.

Berikut ini adalah contoh urutan tingkatan konflik, untuk memperjelas penjelasan!

Pengenalan konflik > timbul permasalahan > puncak permasalahan > permasalahan mereda > penyelesaian permasalahan.



3. Tokoh dan perwatakan

Cara setiap tokoh dalam menghadapi permasalahan atau kejadian akan berbeda-beda. semua ini disebabkan karena perbedaan latar belakang atau pengalaman hidup masing-masing tokoh.

Penulis atau pengarang cerita akan dikatakan berhasil jika mampu menghidupkan watak para tokoh dalam ceritanya dengan cara menggambarkan secara khusus suasana hati sang tokoh dan menyampaikan latar belakangnya.

Hal – hal yang harus diamati untuk mengetahui perwatakan para tokoh cerita adalah sebagai berikut;
a) Apa yang diperbuat oleh para tokoh
b) Melalui ucapan – ucapan para tokoh
c) Melalui penggambaran fisik tokoh
d) Melalui pemikiran – pemikiran para tokoh
e) Melalui penjelasan secara langsung terhadap para tokoh.

4. Latar atau setting

Latar atau setting adalah salah satu bagian dari cerpen (cerita) yang dinilai cukup penting sebagai penggerak sebuah cerita.

Setting dapat mempengaruhi unsur – unsur yang lainnya seperti tema dan penokohan. Karena setting tidak hanya menyangkut perkara lokasi sebuah cerita berjalan, namun didalamnya juga mencakup setting tempat, setting waktu dan setting sosial.

5. Sudut pandang atau point of view

Sudut pandang (point of view) dalam sebuah cerita ini sangat erat hubungannya dengan penulis atau pengarang sebuah cerita. Hal ini dikarenakan cara, watak dan kepribadian si penulis atau pengarang cerita akan banya mempengaruhi cerita yang dibuatnya.

Macam-macam sudut pandang pengarang, yaitu;

a) Objektive point of view

Teknik ini, Pengarang hanya akan menceritakan apa yang terjadi, para tokoh hadir sesuai dengan karakternya masing-masing. Pengarang sama sekali tidak terlibat dalam pembentukan karakter para tokohnya. Hal ini biasanya terjadi pada film-film di sebuah televisi.

b) Omniscient point of view

Teknik ini, Pengaranglah yang menciptakan karakter para tokoh dalam sebuah cerita, pengarang akan mengetahui segalanya. Pengarang dapat menciptakan apapun yang diperlukan untuk melengkapi cerita yang dibuatnya supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.

c) Point of view orang pertama

Teknik ini, seringkali dikenal dengan teknik sudut pangang “aku”. Atau sama halnya seperti seseorang yang mengajak orang lain untuk berbicara. Dan teknik ini sangat populer di Indonesia.

d) Point of view orang ketiga

Teknik ini, biasanya digunakan dalam menceritakan pengalaman seseoang. Perang pengarang atau penulis cerita hanya sekedar menitipkan pemikirannya kepada para tokoh. Orang ketiga dalam cerita bisa menggunakan kata ganti “dia” atau menggunakan nama orang.

6. Gaya

Gaya dalam hal ini berhubungan dengan cara khas pengarang atau penulis cerita dalam mengungkapkan ekspresi cerita yang ditulisnya.

Gaya dalam hal ini menyangkut bagaimana seoarang pengarang memilih tema, menentukan persoalan, menganalisis persoalan dan menyelesaikan persoalan yang ia tuangkan dalam sebuah cerpen.

7. Amanat

Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang dibuat. Dalam hal ini, pengarang menitipkan nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari cerita yang dibaca.

Amanat ini menyangkut bagaimana sang pembaca dapat memahami dan meresapi isi cerita yang dibacanya. Setiap pembaca akan merasakan nilai yang berbeda dari cerita yang dibacanya.

Demikianlah pembahasan lengkap tentang unsur intrinsik dalam sebuah cerita. Unsur – unsut tersebut di atas berbeda dengan unsur – unsur luar (ekstrinsik) dari karya sastra itu sendiri, seperti nama penerbit, tempat lahir pengarang, harga buku dan kondisi saat cerita itu dibuat.