Pengertian, Unsur-unsur, Etika dan Contoh Wawancara dengan Narasumber serta Contoh Laporan Hasil Wawancara

Pembahasan kali ini adalah tentang definisi dan pengertian wawancara, unsur-unsur wawancara, etika wawancara, contoh wawancara dengan narasumber, contoh laporan hasil wawancara, contoh hasil wawancara singkat dengan narasumber, contoh narasi wawancara, contoh membuat laporan wawancara.

Narasumber wawancara bentuknya sangat beragam, misalnya contoh wawancara dengan pedagang, contoh wawancara dengan pengusaha, wawancara dengan psikolog, dan wawancara dengan praktisi dan para ahli lainnya.

Pengertian Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai suatu hal. Wawancara memiliki unsur-unsur yang harus terpenuhi. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka wawancara tersebut tidak dapat dilakukan.

Unsur-unsur Wawancara

Adapun unsur-unsur tersebut sebagai berikut.

1. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya.

2. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai.

Dalam hal ini, narasumber atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa.

3. Tema atau perihal yang diwawancarakan.

Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan.

4. Waktu atau kesempatan dan tempat.

Etika atau santun berwawancara.

1. Memastikan kesediaan narasumber untuk diwawancarai.

2. Mengawali berwawancara dengan salam.

3. Menggunakan bahasa yang santun.

4. Menghindari pertanyaan yang menyinggung.

5. Menyimpulkan isi informasi.

6. Meminta izin apabila hendak memotret.

Adapun sebagai pewawancara, kalian harus memahami etika berwawancara. Etika berwawancara di antaranya berikut.

1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan.

2. Menggunakan bahasa yang santun.

3. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.

4. Fokus pada materi wawancara.

5. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung.

6. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau mengadu domba.

7. Bersikap objektif dan simpatik.

Pengertian, Unsur-unsur, Etika dan Contoh Wawancara dengan Narasumber serta Contoh Laporan Hasil Wawancara
Teks Wawancara

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum berwawancara dengan narasumber adalah berikut.

1. Penguasaan materi, berkenaan dengan tema dan poin-poin permasalahan penting yang akan ditanyakan.

2. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan informasi yang diperlukan.

3. Mempersiapkan diri secara mental untuk mengantisipasi halhal yang tidak diinginkan, misal: grogi atau nervous.

4. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk berwawancara, misal: alat rekam atau alat tulis.

Dengan berbekal hal semacam ini, kalian akan lebih mudah untuk dapat menanyakan kepada masing-masing pihak (narasumber). Kebanyakan dari kalian kebingungan harus menanyakan apa kepada narasumber yang berbeda. Hal ini akan dapat teratasi jika kalian telah mempersiapkan tema dan poin-poin permasalahan penting yang akan ditanyakan kepada masing-masing narasumber sebelumnya.

Contoh Wawancara dengan Narasumber

Perhatikanlah contoh petikan wawancara dengan narasumber Prof. Dr. Mohammad Maksum, Guru Besar Pertanian UGM!


Hal yang Penting, Kelola Kelebihan Air

Saat ini banjir melanda beberapa daerah penghasil tanaman produksi padi di Indonesia. Bagaimana analisis dan pengamatan PSKP UGM soal ketahanan pangan nasional?

Memang musim hujan kali ini sangat serius. Intensitasnya sangat tinggi. Namun, kondisi seperti ini sudah menjadi langganan. Setiap bulan Januari intensitas hujan selalu meningkat, kecuali tahun lalu. Setiap bulan Desember dan Januari adalah puncak musim hujan. Akan tetapi, untuk urusan ketahanan pangan, menurut saya lebih menyedihkan tahun lalu yang sampai masa seperti ini belum juga turun hujan. Ini tidak kalah menyedihkan, karena petani tidak dapat melakukan masa tanam karena kekurangan air.

Menurut Anda, kondisi saat ini masih berada dalam taraf wajar?

Banjir ini tentu menimbulkan gangguan bagi lahan pertanian dan tanaman padi. Untuk saat ini, persoalan yang ada akibat banjir adalah terjadinya kegagalan masa tanam. Tanaman padi yang baru saja ditanam rusak dan busuk, karena banjir mengakibatkan tanaman terendam air. Tahun lalu masa tanam mundur karena kekurangan air. Nah, tahun ini gagal tanam karena terjadi banjir.

Kejadiannya seperti terus berulang. Solusinya seperti apa?

Hal yang dapat dilakukan ke depan adalah tanam ulang atau replanting. Begitu banjir selesai, perlu segera dilakukan tanam ulang. Namun, semua itu perlu adanya kapitalisasi dan perhatian penuh dari pemerintah dalam bentuk sarana produksi seperti pupuk dan benih.

Kita harus belajar dari tahun lalu. Keperluan pupuk dan benih ke depan akan sangat besar. Apalagi di daerah yang menjadi korban banjir. Untuk itu, perlu perencanaan dan pengawalan yang ketat dari pemerintah. Ini emergency. Apabila terlambat, urusannya sangat panjang karena terkait dengan ketahanan nasional.

Artinya?

Saya optimistis tahun ini tidak akan terjadi kekurangan pangan. Syaratnya, kebijakan pemerintah yang baik yang mengawal soal ketahanan pangan ini.

Dengan kondisi seperti itu, usulan seorang pengamat agar kita mengimpor beras tidak tepat. Artinya, kita tidak perlu impor?

Menurut saya, tidak perlu impor beras karena cadangan pangan masih mencukupi. Hal yang perlu dilakukan paling subdisi silang. Bagi daerah yang baru terkena bencana banjir, maka disuplai dulu daerah yang tidak terkena. Nah, begitu bencana berlalu, daerah ini dapat melakukan subsidi pada daerah yang sebelumnya memberikan subsidi. Ini tugas Bulog. Tugas mereka adalah seperti itu. Apabila memang tidak dapat mengatur ketahanan pangan nasional, ya bubarkan saja.

Prediksi Anda kondisi ini akan berlangsung sampai kapan?

Apabila jelas, nggak akan ada konferensi iklim di Bali yang membahas soal perubahan iklim. Saat ini sedang terjadi perubahan iklim hampir di seluruh kawasan di dunia. Jadi sangat sulit diprediksi. Iklim sedang membentuk pola baru dan sangat sulit diprediksi. Namun, saya lihat curah hujan sudah mulai menurun. Tidak seperti beberapa waktu lalu.

Di beberapa daerah lahan pertania menjadi rusak karena tergenang air. Padahal, untuk memulihkan kondisi lahan perlu waktu tidak sebentar?

Kalau urusan tanaman padi, lahan terendam dan rusak kita tidak perlu risau. Itu sudah menjadi langganan persoalan petani sehari-hari. Kawasan sawah mempunyai timbunan sedimen yang masih tinggi. Jadi, saat banjir hilang, nanti petani akan dapat mengembalikan kesuburan tanah.

Nah, yang menjadi perhatian saat in adalah adanya kelebihan air di waduk akibat tingginya intensitas hujan. Saya harapkan setelah selesai musim ini, waduk akan terisi penuh sehingga masuk musim tanam suplai air akan tercukupi. Tinggal bagaimana kita mengelola kelebihan air menjadi sumber air yang dapat mencukupi keperluan irigasi dalam jangka panjang. Apabila tidak, ya akan habis dan muncullah persoalan baru.

Apakah perlu ada penambahan atau peningkatan bantuan sarana produksi pertanian bagi petani?

Harus dong. Tahun ini pemerintah harus menambah kuantitas bantuan karena ini tidak dianggarkan. Penambahan subsidi ini dalam rangka rehabilitasi. Bukan seperti sebelumnya, pupuk disubsidi agar dapat dibeli oleh masyarakat. Untuk kali ini, subsidi ditambah untuk mengatasi bencana.

Saya juga berharap pemerintah mengawali distribusi pupuk, benih, dan obatobatan pertanian. Sebab, jangan sampai seperti yang sudah terjadi diberitakan, pupuk langka di pasaran tapi ternyata diimpor.

Ini yang harus dibenahi terlebih dahulu. Masak yang baru ketangkap hanya 10 persen. Bagaimana kinerja aparat hukum? Nah, agar petani diuntungkan, pihak-pihak yang selama ini memanfaatkan celah untuk kepentingan pribadi harus segera diberantas dan diberikan hukuman yang setimpal. Kasihan petani.

Apakah ini disengaja?

Jelas. Memang ada pihak yang sengaja mengambil keuntungan dari situasi ini. Ketika dicari pangkal persoalan, semua menghindar dan tidak mau bertanggung jawab. Pabrik pupuk bilang keperluan di daerah sudah tercukupi, tapi ternyata pupuk langka. Saat pemerintah dikejar, Iho usulannya kan sudah baik. Nggak akan pernah selesai, karena memang sengaja dibuat seperti itu.

Contoh seperti bantuan benih. Walaupun sudah ada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, tetapi pemerintah daerah tidak berani melaksanakan dengan berbagai alasan. Nah, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan lelang. Ketika lelang dilaksanakan, maka yang bermain adalah para kontraktor. Padahal, mereka ini tidak pernah melihat pohon nasi atau soal pertanian. Akibatnya, benih yang ada di pasaran palsu semua atau benih unggul sulapan.

Persoalan pertanian bukan hanya benih, pupuk, atau obat. Bahkan, sudah sampai jadi beras masih ada persoalan. Seperti beras untuk rakyat miskin (raskin) masih saja terjadi persoalan.

Untuk raskin persoalannya seperti apa?

Apabila Anda lihat di lapangan, warga miskin kita bukan diberi raskin, tapi rasmuk. Rasmuk yakni beras penguk atau beras remuk. Ini masih lumayan beberapa warga justru mendapat remukan beras. Ini kan sangat ironis. Jatah beras untuk rakyat miskin juga diselewengkan.

Seperti apa modus operandinya ?

Sederhana saja. Kenyataan yang terjadi, di masyarakat rakyat miskin diberi bantuan beras dengan kualitas misal Rp3 ribu. Entah itu berasal dari impor atau produksi yang gagal. Padahal, untuk raskin ini, mereka seharusnya mendapat jatah beras dengan kualitas Rp5.500,00 dengan hanya membayar Rp1.000,00, karena pemerintah memberikan subsidi.

Nah, ada pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan pribadi. Jika modus kejahatan pertanian ini tidak diselesaikan terlebih dahulu, saya pesimistis kesejahteraan petani dapat meningkat.

(Sumber: Jawa Pos, 13 Januari 2008, dengan pengubahan)

Cara Membuat Laporan Wawancara

Berdasarkan petikan wawancara di atas, kalian dapat melihat dan menganalisis berbagai pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Berdasarkan tema yang dibicarakan, pertanyaan yang disampaikan tidak menyimpang dari tema serta kompetensi narasumber.

Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan detail, tetapi tidak berkesan menginterogasi serta masih dalam kerangka yang santun.

Ketika kalian menjadi pewawancara dengan tema tersebut, kalian dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan selain pertanyaanpertanyaan di atas, seperti berikut.

1. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengelola kelebihan air?

2. Sudahkah pemerintah melakukan pengelolaan kelebihan air ini?

Beberapa pokok informasi yang termuat dalam petikan wawancara di atas dapat kalian simpulkan sebagai berikut.

1. Petani mengalami gagal tanam karena terjadi banjir.

2. Perlu diadakan tanam ulang atau replanting.

3. Perlu adanya perhatian penuh dari pemerintah dalam bentuk sarana produksi seperti pupuk dan benih.

4. Indonesia tidak perlu impor beras karena cadangan pangan masih mencukupi.

5. Kelebihan air dikelola agar menjadi sumber air yang dapat mencukupi keperluan irigasi dalam jangka panjang.

6. Pemerintah harus menambah kuantitas bantuan.

7. Banyak pihak yang mementingkan kepentingan pribadi.

8. Kesejahteraan petani tidak dapat meningkat apabila modus kejahatan pertanian tidak diselesaikan.

Hasil wawancara dapat kalian sampaikan secara lisan maupun tertulis. Dalam penyampaian ini diperlukan penggunaan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami. Kalian dapat menyampaikan hasil wawancara di atas secara tertulis seperti contoh berikut.

Contoh Laporan Hasil Wawancara

Banjir yang melanda beberapa daerah penghasil tanaman produksi padi di Indonesia masih berada dalam taraf wajar. Gagal tanam karena banjir dapat diatasi dengan tanam ulang atau replanting. Hal ini perlu adanya kapitalisasi dan perhatian penuh dari pemerintah dalam bentuk sarana produksi.


Apabila kebijakan pemerintah dalam mengawal ketahanan pangan baik, maka tidak akan terjadi kekurangan pangan. Indonesia juga tidak perlu mengimpor beras karena cadangan pangan masih mencukupi.


Kelebihan air akan teratasi apabila pemerintah dapat mengelolanya menjadi sumber air yang dapat mencukupi keperluan irigasi dalam jangka panjang. Dengan demikian, pemerintah harus menambah kuantitas bantuan dan mengawali distribusi pupuk, benih, dan obat-obatan. 


Pemerintah juga harus menangkap pihak-pihak yang mementingkan kepentingan pribadi dari masalah ini. Apabila modus kejahatan pertanian dapat diselesaikan, maka kesejahteraan petani dapat meningkat.