Berpendidikan.Com – Perundingan Linggarjati adalah perundingan antara pihak belanda dan indonesia yang ditengahi oleh Inggris. Hasil perundingan yang terjadi pada awal kemerdekaan menghasilkan kesepakatan yang kemudian disebut “Perjanjian Linggarjati”.
Linggarjati atau Linggajati sendiri adalah nama sebuah desa yang secara geografis terletak antara Cirebon dan Kuningan dan terletak di kaki gunung Ciremai. Pemilihan tempat Linggarjati adalah karena lokasi ini netral untuk kedua belah pihak.
Pada waktu itu, Belanda dan sekutu menguasai Jakarta, sedangkan Indonesia sendiri menguasai jogjakarta. Tempat perundingan berlangsung masih ada sampai sekarang dan telah diubah menjadi museum yang disebut “Museum Linggarjati”.
Daftar Isi :
Latar Belakang Perjanjian Linggarjati
Latar Belakang Perjanjian Linggarjati Dilaporkan dari Buku Sejarah Indonesia Modern Since c. 1300 (2008) karya MC Ricklefs, Perundingan Linggarjati terjadi karena Jepang menetapkan status bebas di indonesia dan menyebabkan konflik antara belanda dan indonesia dan salah satunya ditandai dengan peristiwa 10 November di Surabaya.
Pemerintah Inggris sebagai pihak yang menjadi penengah mengundang belanda dan indonesia untuk bernegosiasi di Hooge Veluwe. Namun perundingan itu gagal karena pihak indonesia meminta Belanda untuk mengakui kedaulatan atas Jawa, Sumatra dan Madura. Sedangkan pihak belanda hanya mengakui atas madura dan jawa.
Pada akhir bulan agustus 1946, pemerintah Inggris menunjuk lord killearn ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dan Belanda. Pada 7 Oktober 1946 perundingan antara Indonesia dan Belanda dimulai di konsulat Inggris di Jakarta. Selama negosiasi ini, perjanjian gencatan senj*ta akhirnya tercapai pada 14 Oktober. Kemudian dilanjutkan dengan negosiasi Linggarjati yang terjadi pada 11 November 1946.
Tidak diketahui persis mengapa Sutan Syahrir memilih Linggarjati sebagai tempat pertemuan bersejarah. Namun, daerah tersebut menawarkan panorama indah gunung Ciremai yang diharapkan dapat meredam otak. Perjanjian Linggarjati selesai pada 15 November 1946 dan tidak ditandatangani sampai tanggal 25 Maret 1947. Selama kurun waktu ini, para delegasi melakukan perbaikan pada isi perjanjian sehingga kedua pihak menemui titik temu.
Tokoh-Tokoh Perjanjian Linggarjati
Delegasi dari kedua pihak mewakili Indonesia, Belanda dan Inggris sebagai perantara diantaranya.
- Inggris sebagai mediator diwakili oleh Lord Killearn.
- Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir (Ketua) Muhammad Roem, Dr.A.K Gani dan Mr. Susanto Tirtoprojo, S.H.
- Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn (Ketua), Van Pool dan De Boer.
Beberapa saksi atau tamu hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk Ali Budiharjo, Amir Syarifudin, Dr. Leimena, Dr. Sudarsono, Presiden Sukarno dan Hatta serta Dr. Leimena. Perjanjian Linggarjati kemudian ditandatangani pada 25 Maret 1947, pada upacara kenegaraan di Istana Negara Jakarta.
Isi Perundingan (Perjanjian) Linggarjati
Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani pada 25 Maret 1947 menghasilkan beberapa poin dan pasal, diantaranya:
- Belanda harus mengakui wilayah Republik Indonesia yang sebenarnya, yaitu Madura, Jawa, dan Sumatera
- Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
- Indonesia dan belanda telah sepakat dalam membentuk negara Amerika Serikat Indonesia (RIS).
- RIS harus bergabung dengan negara-negara Persemakmuran di bawah Kerajaan Belanda
Dampak dari Perjanjian Linggarjati
Keberadaan Perjanjian Linggarjati memiliki efek positif dan negatif terhadap Indonesia. Berikut ini beberapa efeknya:
Efek Positif
Beberapa efek positif untuk Indonesia:
- Citra indonesia di mata dunia semakin kuat dengan adanya pengakuan Belanda atas kemerdekaan indonesia.
- Belanda mengakui negara indonesia sebagai kekuatan de facto sumatera, Madura dan jawa.
- Selesainya berdebatan antara indonesia dan belanda.
Efek Negatif
Beberapa efek negatif untuk Indonesia:
- Indonesia memiliki kekuasaan untuk wilayah yang kecil.
- Indonesia juga perlu mengikuti Persemakmuran India-Belanda. Memberikan Belanda waktu untuk bersiap melanjutkan agresi militer.
- Perjanjian ini telah ditolak oleh sejumlah orang, termasuk PNI, Partai Masyumi, Partai Rakyat Indonesia, dan PRS. Dalam perjanjian ini dianggap bahwa Sutan Syahrir telah mendukung Belanda.
- Anggota Partai Sosialis dan KNIP pada 26 Juni 1947 mengambil sikap untuk menarik dukungan.
Perdebatan Perjanjian Linggarjati
- Meskipun sudah ditandatangani, empat bulan kemudian pada 20 Juli 1947 Belanda menyatakan bahwa ia tidak terikat lagi oleh Perjanjian Linggarjati.
- Pada 21 Juli 1947, agrresi militer Belanda I, sebuah serangan dari Belanda ke wilayah Indonesia terjadi. Akibatnya, konflik antara kedua negara semakin intensif.
- Pada akhirnya, konflik ini kemudian diselesaikan melalui langkah negosiasi perjanjian renville. Namun, banyak perjanjian Renville banyak yang berdampak buruk bagi pihak Indonesia.
Demikianlah pembahasan tentang isi perundingan linggarjati semoga dapat bermanfaat untuk anda.
Baca Juga Artikel Lainnya