Hakikat Sosiologi Politik – Sosiologi politik laksana yang diketahui mulai dinyatakan dan berkembang sebagai suatu cabang ilmu sosial ialah pada masa kontemporer yakni sekitar abad 19-an, sampai-sampai tidak mengherankan andai masih ada kerancuan tentang apa tersebut sosiologi politik?
Permasalahan yang hadir tersebut ada sebab memang toh sosiologi politik ini masih belum lama berdiri sebagai di antara disiplin ilmu sosial. Walaupun demikian dalam ulasan kali ini kami akan berjuang untuk mengupayakan menguraikan esensi sosiologi politik.
Daftar Isi :
Hakikat Sosiologi Politik
Sosiologi politik adalah sebuah sub-bidang yang hadir dan berkembang dalam sosiologi kontemporer dan ilmu politik. Dari pengertian yang simpel tersebut sebetulnya dapat dianalisa bahwa sosiologi politik adalah penggabungan dua disiplin ilmu yakni ilmu politik dan ilmu sosial yang lantas sosiologi politik ini bisa dikategorikan sebagai sub-bidang dari sosiologi kontemporer atau dari ilmu politik, sampai-sampai menjadi sebuah kewajaran bilamana sosiologi politik menjadi unsur bidang ilmu politik maupun bidang sosiologi kontemporer.
Karena pada dasarnya pelajaran yang ada di dalamnya merupakan gabungan dari sekian banyak bahan yang dipinjam dari ilmu politik dan sosial.
Namun guna mempermudah mengetahui pengertian sosiologi politik usahakan dibuka dari pengertian secara bahasa dahulu. Dari segi bahasa sosiologi politik terdiri dari dua kata yakni sosiologi dan politik.
Istilah sosiologi ditemukan oleh Auguste Comte untuk mengindikasikan ilmu mengenai masyarakat. Sebelum tersebut Comte pernah mempergunakan istilah ‘fisika sosial’ dalam makna yang sama, bakal tetapi lantas menggantikannya dengan ‘sosiologi’ karena berpengalaman matematika asal Belgia Quetelet sudah mempergunakan istilah ‘fisika sosial’ untuk studi statistika tentang fenomena moral (1836), yang disebutkan Comte sebagai sebuah eksperimen pemberian istilah yang jelek.
Istilah yang lain ialah istilah politik. Istilah politik (Politics) di dunia barat tidak sedikit dipengaruhi oleh filsuf Yunani kuno abad ke-5 S.M filsuf laksana Plato dan Aristoteles memandang politics sebagai sebuah usaha untuk menjangkau masyarakat politik (polity) yang terbaik.
Di dalam polity semacam tersebut manusia bakal hidup bahagia sebab mempunyai peluang guna mengembangkan bakat, bergaul dengan rasa kemasyarakatan yang akrab, dan hidup dalam keadaan moralitas yang tinggi.
Pandangan normatif ini dilangsungkan sampai abad ke-19. Dewasa ini pengertian mengenai politik yang paling normatif tersebut telah tersudut oleh definisi-definsi beda yang lebih menekankan pada upaya (means) untuk menjangkau masyarakat yang baik, laksana kekuasaan, penciptaan keputusan, kebijakan, alokasi nilai, dan sebagainya.
Jadi pada hakikatnya sosiologi politik adalah jembatan yang menghubungkan antara bidang sosiologi dan ilmu politik & salah satu keduanya diandalkan mempunyai hubungan dua arah yakni di mana sosiologi politik menyerahkan penekanan yang sama pada variabel sosial dan politik.
Sebagai contoh ialah mengenai sistem kepartaian yang sosiologi politik tidak menyatakan tentang bagaimana sistem kerja partai yang melulu merespon & merefleksikan dari sosial ekonomi, namun ia malah menyelidiki mengenai bagaimana situasi masyarakat yang disebabkan oleh sistem kepartaian.
Sehingga tidak tepat pun bila sosiologi politik dipersepsikan oleh tidak sedikit kalangan sebagai sosiologi yang menginvasi ilmu politik.
Hubungan Sosiologi Politik dan Ilmu Politik
Seperti yang sudah diterangkan pada sub-bab sebelumnya, bisa diketahui bahwa hubungan antara sosiologi politik dan ilmu politik paling erat kaitannya dan hampir sama dengan kata lain bahkan di sejumlah negara tertentu pembedaan yang terjadi pada dua-duanya ini melulu semata-mata mempunyai sifat administratif dan pedagogis.
Di Amerika Serikat misalnya, di mana sosiologi dan ilmu politik seringkali menjadi dua “departemen” yang bertolak belakang namun tetap saja di kedua departemen itu sosiologi politik tetap diajarkan sebagai telaah terhadap gejala kekuasaan.
Selain tersebut ada ulasan yang unik mengenai hubungan yang terjadi dalam sosiologi politik yaitu tentang masalah pembedaan antara ilmu politik dalam sosiologi dengan sosiologi politik.
Ilmu politik dalam sosiologi jelas-jelas adalahsub bidang dan sub divisi dari bidang sosiologi. Pada ilmu politik dalam sosiologi, gejala politik diperlakukan sebagai variabel dependen dan gejala sosial diterima sebagai dasar variabel penjelas.
Padahal dalam sosiologi politik, upaya guna memahami gejala politik tidak jarang kali dihubungkan dengan faktor-faktor sosial, laksana pengujian hubungan antara politik dan masyarakat, struktur sosial dan struktur politik, dan perilaku sosial dan perilaku politik.
Dengan demikian, sosiologi politik adalahtitik percabangan yang lahir saat pendekatan sosiologi dan politik digabungkan. Jadi dapat diputuskan bahwa ruang lingkup dari sosiologi politik lebih luas dikomparasikan dengan ilmu politik dalam sosiologi yang ruang lingkupnya lebih sempit karena melulu melihat dan mengetahui satu gejala saja.
Konsep-Konsep Gagasan dalam Definisi Sosiologi Politik
Banyaknya ketidaksepakatan para berpengalaman terhadap arti yang tepat pada sosiologi politik kemungkinan diakibatkan oleh sosiologi politik tersebut sendiri yang begitu kaya akan usulan yang saling bertentangan.
Gagasan kesatu yang saling bertentangan ialah mengenai anggapan bahwa sosiologi politik sebagai ilmu tentang negara. Cara guna menilai sosiologi politik sebagai ilmu tentang negara ialah dengan menempatkannya dalam klasifikasi-klasifikasi ilmu sosial menurut pada sifat masyarakat yang dipelajari.
Konsep politik di sini mungkin tentang negara dapat diinterpretasikan sebagai negara bangsa atau negara pemerintah. Sebuah negara bangsa ialah yang merujuk untuk masyarakat nasional.
Sedangkan negara pemerintah ialah yang merujuk untuk para penguasa dan pemimpin dari masyarakat nasional. Oleh karena itu, makna sosiologi politik paling sempit dan terbatas.
Gagasan kedua dalam sosiologi politik ialah mengenai proses interaksi antara masyarakat dan politik. Pandangan dari Bendix dan Lipset di sini lebih sesuai dan tepat guna digunakan. Keduanya menuliskan bahwa
“ilmu politik dibuka dengan negara dan menganalisis bagaimana urusan tersebut mempengaruhi masyarakat, sedangkan sosiologi politik dibuka dengan masyarakat dan dan mulai menganalisis bagaimana urusan tersebut mempengaruhi negara.”
Gagasan ketiga ialah mengenai konsep dalam sosiologi politik yang lebih canggih yang menekankan otoritas umum terhadap semua masyarakat (termasuk masyarakat nasional). Konsep ini terinspirasi dari Leon Duguit. Ia menciptakan perbedaan antara pemerintah dan yang diperintah.
Ia percaya bahwa dalam setiap kumpulan manusia dari terkecil sampai terbesar didapati orang-orang yang memerintah dan patuh, orang-orang yang menciptakan aturan dan menyepakatinya, dan orang-orang yang menciptakan keputusan dan menaatinya. Beberapa sosiolog menerima dan memodifikasi pengertian ini laksana Weber, Aron, Vedel, Bourdeu, dan Duverger.
Gagasan ke empat ialah mengenai sosiologi politik sebagai integrasi antara sosiologi dan ilmu politik yang kemudian diperkirakan menjurus pada spesialisasi.
Dengan demikian sosiologi politik bisa disetting sebagai keturunan dari orangtua yang lebih mapan yakni sosiologi dan ilmu politik yang lantas mengkhususkan diri pada hubungan interaksi yang didapatkan dari kedua disiplin ilmu tersebut.
Gagasan ini bermanfaaat sebab menghancurkan hambatan antara sosiologi dan ilmu politik tanpa menghapuskan batasan-batasan identitas dan karakteristik keduanya. Hal ini secara sistematis lebih dimaksudkan untuk membina jembatan penghubung yang melintasi sekian banyak batas.
Meskipun ‘sosiologi politik’ masih belum menghasilkan arti yang jelas. Jadi secara garis besar, keempat definisi di atas mengindikasikan bahwa sosiologi politik memiliki makna yang luas.
KESIMPULAN
Hakikat sosiologi politik memang tidak dapat dicungkil dari polemik dan pertentangan dari mulai tentang sejarah, definisi, ruang lingkup dan sebagainya.
Hal ini tidak terlepas sebab memang sosiologi politik sendiri memang belum lama terbentuk sebagai di antara bagian dari disiplin ilmu sosial dan pun ilmu politik.
Secara tujuan, sosiologi politik pun dirasa sangat urgen untuk menjembatani antara sosiologi dan ilmu politik sampai-sampai tidak mengherankan andai sosiologi politik secara definisi, ruang lingkup dan pembahasan pun masih samar-samar.
Namun terlepas dari tersebut semua, kehadiran sosiologi politik tetap urgen untuk membalas tantangan terhadap pertumbuhan zaman yang semakin cepat dampak terjadinya revolusi yang memengaruhi sekian banyak bidang kehidupan salah satunya yakni politik.
Sekian pembahasan tentang Hakikat Sosiologi Politik Serta Hubungan Sosiologi Politik dan Ilmu Politik, Semoga bisa manfaat.
Baca Juga Artikel Lainnya :